Monday, August 15, 2016

PENGUMUMAN 30 NOMINATOR LOMBA ESAI TINGKAT NASIONAL

Assalamu’alaikum wr. wb.
Kami selaku dewan juri, akan memaparkan temuan-temuan dalam proses penilaian dari awal hingga akhir. Dalam lomba menulis esai yang diselenggarakan oleh Pesma An Najah Purwokerto telah masuk 147  naskah esai melalui email. Naskah yang kami terima sudah diseleksi oleh Panitia Pesantren Menulis 3 PESMA AN NAJAH Purwokerto dari segi administrasi sehingga yang kami terima adalah naskah esai yang hanya berisikan judul dan isi esai saja. Kami tidak melihat nama pengarang dan biodatanya.
Satu hal yang cukup menggembirakan bahwa naskah yang masuk ini memiliki sudut pandang yang cukup bervariatif. Ada yang memandang sastra pesantren ditinjau dari naskah-naskah klasik, ada yang memandang sastra pesantren itu sebagai karya sastra yang hanya ada di pondok pesantren saja, ada yang memandang sastra pesantren itu karya sastra yang ditulis oleh orang-orang yang berasal dari pondok pesantren. Secara tematik, banyak pula peserta yang terjebak pada orientasi untuk menjelaskan sastra pesantren, bukan pada upaya untuk menjadikan “sastra pesantren” dipahami oleh masyarakat. Memang, terkait “sastra pesantren” dapat memunculkan berbagai macam persepsi karena tidak ada definisi baku. Oleh karena itulah, banyak peserta yang dalam menulis mengalami keragu-raguan sehingga alur pikir menjadi kurang terfokus.

Pemilihan 30 terbaik ini berdasarkan originalitas ide, ungkapan yang segar, dan kebaruan pandangan mengenai sastra pesantren. Ide-ide yang ditawarkan cukup menarik jika melihat pesantren yang memiliki dimensi budaya yang mengakar sebagai basis kearifan yang luhur. Beberapa esai yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang segar memperlihatkan bahwa gagasan yang ditulis bukan hanya kata yang muncul dari benak pikiran, melainkan kata-kata yang dipilih untuk mengungkapkan realitas.

Oleh karena itu, kami mengucapkan selamat kepada 30 penulis esai yang naskahnya terpilih sebagai naskah terbaik.
1.        Matroni Muserang (Sumenep)--Sastra dan Spirit Kaum Santri
2.        Tita Novitasari (Jakarta)--Generasi Baru Sastra Santri
3.        Andi Maulana (Jakarta) --Jibril Tak Akan Datang Lagi
4.        Ahmad Faisal (Cilacap)-- Sastra Pesantren sebagai Tren Pendidikan Islam Global
5.        Hanifah Hikmawati (Ngawi)—Mengapa Sastra Itu Penting? “ Aktualisasi Sastra Islam (Kitabah dan Khitabah) Sebagai Pembangunan Ideologi Dalam Lingkup Pesantren
6.        Chairul Anam (Indramayu)— Republik Sastra Pesantren
7.        Mohammad Takdir (Pamekasan)— Revitalisasi Sastra Pesantren
8.        Akhmad Saefudin (Purwokerto)-- Menyambut Kebangkitan Sastra Pesantren
9.        Juli Prasetya (Purwokerto)-- Sastra Pesantren Kita Masihkah Sesantri Dulu?
10.    Dimisqi Chaerul Anam (Cilacap)-- Sastra Pesantren dalam Mengkontruksi Nilai Moral
11.    Anwar Noeris (Sumenep)-- Eksotisme Sastra Pesantren, Cinta, Dan Perjuangannya Mengukuhkan Identitas
12.    Shohebul Umam (Yogyakarta)-- Narasi Sufisme dan Oposisi Sastra Pesantren
13.    Jusuf AN (Wonosobo)-- Surat Untuk Kyai dari Santri tentang Sastra Pesantren
14.    Zalika Sungailiat (-)—Sastra Pesantren Bisa
15.    Farikhatul ‘Ubudiyah (Purwokerto)-- SQ: Hakikat Sastra Pesantren
16.    Feny Nida Fitriyani (Cilacap)-- Resistensi Sastra Terhadap Globalisasi: Upaya Membangkitkan Mental Santri Cendekia
17.    Raedu Basha (Yogyakarta)-- Geliat Sastra Santri Era Kekinian
18.    Titi Anisatul Laely (Purwokerto)-- Tradisi Syi’ir Dalam Kehidupan Santri Salaf; Menghidupkan Budaya Sastra Pesantren
19.    Zubairi (Surabaya)-- Halaqah Sastra sebagai Pusat Kajian Sastra Pesantren (Dinamisasi Sastra Pesantren Menyongsong Indonesia Emas 2045)
20.    Afrizal Qosim Sholeh (Yogyakarta)-- Pesantren Berpuisi dan Wajah Sastra Pesantren Nusantara
21.    Mukhammad Hamid Samiaji (Purwokerto)-- Pesantren Pena: Penumbuhan Produktivitas dan Kreativitas Sastra Santri.
22.    Laelatul Istiqomah (Purbalingga)-- Revitalisasi Sastra dalam Ruang Tradisi Pesantren
23.    Titik Yulianti (Surakarta)-- Mengatasi Polemik Bangsa dengan Sastra Pesantren
24.    Muhammad Iqbal (Purwokerto)-- Sastra Pesantren Versus Modernitas: Rekontruksi Sastra Sufisme di Pesantren
25.    Heru Mulyadi (Banjarnegara)-- Wajah Sastra Pesantren dan Kesuburannya
26.    Iis Sugiarti (Kebumen)-- Menggeliatkan Sastra Pesantren Melalui Komunitas
27.    Sulfiza Ariska (Yogyakarta)-- Menyuburkan Spiritualisme Kritis dalam Sastra Pesantren
28.    Dewandaru Ibrahim Senjahaji (Purwokerto)-- Sastra Pesantren : Matahari di Jagad Kasusastran Indonesia
29.    Akhmad Roja Badrus Zaman (Cilacap)—Tradisi Bersastra di Kalangan Santri; Mencetak Generasi Ber-estetika dengan Ber-etika
30.    A’yat Khalili (Sumenep)-- Mendaras Kitab, Memaknai Hidup, Menulis Sastra
Demikian keputusan Dewan Juri, tidak dapat diganggu gugat.
Wassalamualaikum wr. wb.

Tertanda
Dewan Juri
  1. Ahmad Tohari (Sastrawan, Penulis Novel Ronggeng Dukuh Paruk / Budayawan);
  2. Abdul Wachid B.S., S.S., M. Hum. (Dosen Ilmu Sastra / Sastrawan);
  3. Arif  Hidayat, S.Pd., M.Hum. (Dosen Ilmu Sastra / Sastrawan).